Selasa, 09 Februari 2010

Korelasi Nilai CT dengan Nilai API-Gamma Ray Pada Analisa Core

PROPOSAL THESYS

Korelasi Nilai CT dengan Nilai API-Gamma Ray

Pada Analisa Core

Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah

METODE RISET

oleh :

PAMUJI A.R

NIM: 171.091.007

PROGRAM MAGISTER TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

2010

Korelasi Nilai CT dengan Nilai API-Gamma Ray

Pada Analisa Core

I. PENDAHULUAN

Penggunaan zat-zat radioaktif merupakan bagian dari teknologi nuklir yang relatif cepat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini disebabkan zat-zat radioaktif mempunyai sifat-sifat yang spesifik, yang tidak dimiliki oleh unusr-unsur lain. Dengan memanfaatkan sifat-sifat radioaktif tersebut, maka banyak persoalan yang rumit dapat disederhanakan sehingga penyelesaiannya menjadi lebih mudah.

Salah satu sifat dari radiasi nuklir yaitu mampu untuk menembus benda padat. Sifat ini banyak digunakan dalam teknik radiografi yaitu pemotretan bagian dalam suatu benda dengan menggunakan radiasi nuklir seperti sinar-x dan sinar gamma diantaranya.

Zat radioaktif banyak digunakan dalam bidang industri dan kedokteran. Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari organ tubuh yang tidak terlihat mata telanjang seperti tulang, paru-paru dan jantung. Untuk itu maka dikembangkan teknologi canggih yaitu CT-Scan (Computed Tomography Scanner) dengan menggunakan radiasi nuklir seperti sinar-x. Dalam dunia perminyakan CT-Scan pertama kali digunakan pada awal 1980-an yaitu untuk keperluan riset dalam simulasi aliran fluida di dalam batuan reservoar.

Pada dasarnya gamma ray log merekam pancaran radioaktif dari formasi. Sinar radioaktif alami yang direkam berupa uranium, thorium, dan potassium. Log gamma ray sederhana memberikan rekaman kombinasi dari tiga unsur radioaktif, sedangkan spectral gamma ray menunjukkan masing-masing unsur radioaktif (Rider, 1996). Logging dengan menggunakan radiasi nuklir dimulai tahun 1940. Dimana Radiasi natural gamma yang dipancarkan oleh formasi menyeberang melalui sumur. Dari tiga diidentifikasi radiasi nuklir - alfa, beta dan gamma - hanya radiasi gamma dari jenis elektromekanis yang digunakan karena memiliki daya tembus yang cukup baik untuk melalui casing baja.

II. TUJUAN PENULISAN

a. Memberikan pengayaan informasi berupa nilai CT log .

b. Mengetahui korelasi nilai CT dengan nilai API

III. RUANG LINGKUP

Analisa CT-Scan pada batuan reservoir serta evaluasinya diharapkan menjadi dukungan yang lebih baik bagi analisa core dan peningkatan produksi minyak.

IV. HASIL YANG DIHARAPKAN

a. Hasil dari penelitian ini adalah informasi berupa nilai CT yang akan dikorelasikan dengan nilai gamma dalam skala laboratorium sehingga didapat pendekatan besaran nilai CT terhadap nilai API .

b. Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah dukungan yang lebih baik terhadap pengembangan analisa core bagi peningkatan produksi minyak nasional.

V. LANDASAN TEORI

1. Spectral Gamma Ray dan CT-Scanner

Kedua alat ini menggunakan jenis spektrum gelombang elektromagnetik. Sinar gamma dihasilkan oleh reaksi inti atom pada bahan radioaktif maupun bahan radioisotop. Sinar gamma dengan energi tinggi mempunyai daya tembus sangat kuat sehingga untuk menahannya diperlukan pelat timah hitam ±20 cm atau tembok setebal 2 meter, sedangkan sinar-x didefinisikan sebagai sinar yang timbul karena tumbukan atom bermomentum tinggi atau getar atom yang memungkinkan elektron berpindah orbital.

Sifat-sifat sinar-x, adalah sebagai berikut:

- merambat lurus

- bukan partikel tetapi gelombang elektromagnetik

- tidak bermuatan listrik

- memiliki daya tembus yang sangat kuat

- dapat mengalami reaksi kimia seperti merusak film

- dapat dipolarisasi dan difraksi

Tabel.1 Diagram spektrum gelombang elektromagnetik

Freuensi

(Hertz)

Jenis Gelombang

Panjang Gelombang (meter)

Sumber Pembangkit

-10 23

GAMMA RAYS

10 -15

Sinar g

Sinar g dari perubahan-perubahan radio aktif

-10 22

10 -14

-10 21

10 -13

-10 20

X RAYS

10 -12

Sinar X

Sinar X dihasilkan oleh tumbukan elektron-elektron pada logam-logam bermassa tinggi

-10 19

10 -11

-10 18

10 -10

1.1 Spectral Gamma Ray


Gamma radioaktivitas dari mineral diukur pada skala API (American Petroleum Institute ),seperti terlihat batu pasir dan batu kapur mempunyai nilai rendah.

Gambar 1. Proses Gamma Ray


Spektral Gamma Ray merupakan alat untuk mengukur energi dan intensitas sinar gamma, mengidentifikasi dan menentukan konsentrasi Uranium (U),Thorium(Th) dan Potassium (K).

Gambar 2. Tingkatan Energi Gamma Ray

1.2 CT Scanner

Prinsip kerja CT Scanner sesuai dengan rumus sebagai berikut :

I/Io = exp (-mh) ……………………………………..……….…..(1)

dimana:

I : Intensitas sinar-x pada waktu penyinaran.

Io : Intensitas sinar-x setelah melewati objek.

h : Tebal objek.


m : Koefisien gelombang linear.

Gambar 3. Prinsip Kerja CT-Scanner

Citra yang terbentuk dalam CT Scanner adalah representasi dari densitas dan nomor atom dari sample yang diamati. Dua energi pada CT Scanner diperoleh dari percepatan voltage didalam tabung sinar-x.

Tabung sinar-x (x-ray tube) akan memancarkan sinar-x dan menembus obyek kemudian diterima detector untuk membentuk sebuah matriks yang disusun dari parameter atau besaran yang terbentuk dari data sample.

Citra yang terbentuk dalam CT Scanner adalah representasi dari densitas dan nomor atom dari sample yang diamati. Dua energi pada CT Scanner diperoleh dari percepatan voltage didalam tabung sinar-x.

Tabung sinar-x (x-ray tube) akan memancarkan sinar-x dan menembus obyek kemudian diterima detektor untuk membentuk sebuah matriks yang disusun dari parameter atau besaran yang terbentuk dari data sample. Komputer mengumpulkan hasil penyinaran dan mengkonversikan dalam bentuk data berdasarkan koefisien matriks tersebut.

Matriks terbentuk dari elemen–elemen, yang mempunyai karakteristik koefisien dari berat jenis dan komposisi material. Hasil dari koefisien tiap–tiap elemen dikonversikan ke dalam gambaran–gambaran 2 dimensi dan berisikan susunan material yang disebut pixel.

Rumus yang berhubungan dengan koefisien tersebut adalah :

CTnumber = {(m(sample) - m (water)) / m (water)} x 1000 …...……(2)

Dimana:

m = permeabilitas untuk spesifikasi material.

Rumus tersebut adalah mempunyai range -1000 untuk udara dan 3000 untuk permeabilitas material tertinggi. Untuk persamaan material air mempunyai CTnumber sama dengan 0 dan udara -1000.

2. CT-Scanner Pada Industri Perminyakan

Peralatan Computed Tomography (CT) Scanner pertama kali dikenal dibidang medis, bekerja dengan menggunakan sistem penyinaran untuk melihat organ tubuh manusia pada bagian dalam tanpa harus menjalani bedah atau operasi.

Pada 18 tahun yang lalu di Amerika dan di Eropa CT Scanner digunakan pula dalam industri perminyakan, yaitu untuk keperluan riset dalam simulasi aliran fluida di dalam batuan reservoar.

Ilmuwan Wang tahuun 1995 menggunakan metode ini untuk menentukan saturasi minyak pada resolusi spasial sebesar 0,1 cm. hal itu untuk menentukan karakteristik kapilar pada media porositas atau pori pada batuan dengan menggunakan dimensi spasial dalam mm dengan elemen – elemen penyusun contoh batuan yang sama.

Pada tahun 1985 ilmuwan Berchosh menguji karakteristik patahan melalui lebar, jarak, struktur geometri dan ketidaklenturan derajat kebundaran dengan menggunakan CT Scanner. Lalu pada tahun 1989 ilmuwan Hunt juga menggunakan CT Scanner untuk menganalisa kenaikan resolusi berdasarkan rekalibrasi, dengan memodifikasi scanner dan modifikasi sample.

VI. METODE RISET

Metodologi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Studi literatur

b. Uji laboratorium CT Scan

c. Uji laboratorium Spektral Gamma Ray

c. Analisa nilai CT dan nilai API

No

Tahapan

2011

01

02

03

04

05

06

1

Studi literatur

2

Uji laboratorium

3

Analisa hasil uji laboratorium

4

Penyusunan laporan penelitian

VII. JADWAL PELAKSANAAN

VIII. LOKASI PELAKSANAAN

Penelitian ini akan dilaksanakan di gedung eksploitasi PPPTMGB “LEMIGAS “ Jl Ciledug Raya Kav. 109 Cipulir – Jakarta Selatan.

Rabu, 03 Februari 2010

PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB I

PENDAHULUAN

Polusi lingkungan atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).


Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan.


Karena kegiatan manusia, pencermaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkngan.


Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.


Suatu zat dapat disebut polutan apabila :

1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2. Berada pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada di tempat yang tidak tepat.

Sifat polutan adalah :
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan

tidak merusak lagi.

2. Merusak dalam waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya

rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.

Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.

Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya. Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.



BAB II

JENIS PENCEMARAN LINGKUNGAN


A. Macam-macam Pencemaran Lingkungan


1. Berdasarkan Tempat Terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran dibedakan menjadi pencemaran udara, air, dan tanah.


a. Pencemaran Udara


Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.


1. CO2

Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2 di udara. Karbon dioksida itu berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara tidak segera diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan di seluruh dunia yang ditebang. Sebagaimana diuraikan diatas, hal demikian dapat mengakibatkan efek rumah kaca.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGvZUKraQlhCz2_airEnhxDkZdO8qOPANkp0KvwTpnrCtClYVOrBShlk1DViQ4h1xQG2qfDA7pGiKaLqwHGhnCyQwlFav6SBU7MsxIejMbFKsfPIHVszs2esVmid8kmSgWgAGTKjhHHvHe/s320/polusi_udara.gif

2. CO

Di lingkungan rumah dapat pula terjadi pencemaran. Misalnya, menghidupkan mesin mobil di dalam garasi tertutup. Jika proses pembakaran di mesin tidak sempurna, maka proses pembakaran itu menghasilkan gas CO (karbon monoksida) yang keluar memenuhi ruangan. Hal ini dapat membahayakan orang yang ada di garasi tersebut. Selain itu, menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot akan masuk ke dalam mobil, sehingga dapat menyebabkan kamatian.


3. CFC

Pencemara dara yang berbahaya lainnya adalah gas khloro fluoro karbon (disingkat CFC). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak beraksi, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berbahaya. Gas ini dapat digunakan misalnya untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (freon), pendingin pada almari es, dan penyemprot rambut (hair spray).


Gas CFC yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung bumi dari pengaruh cahaya ultraviolet. Kalau tidakl ada lapisan ozon, radiasi cahaya ultraviolet mencapai permukaan bumi, menyebabkan kematian organisme, tumbuhan menjadi kerdil, menimbulkan mutasi genetik, menyebebkan kanker kulit atau kanker retina mata. Jika gas CFC mencapai ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang” yang disebut sebagai “lubang” ozon. Menurut pengamatan melalui pesawat luar angkasa, lubang ozon di kutub Selatan semakin lebar. Saat ini luasnya telah melebihi tiga kali luas benua Eropa. Karena itu penggunaan AC harus dibatasi.


4. SO, SO2

Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh pembakaran fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat beraksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam. Maka terjadilah hujan asam.

Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati. Produksi pertanian merosot. Besi dan logam mudah berkarat. Bangunan –bangunan kuno, seperti candi, menjadi cepat aus dan rusak. Demikian pula bangunan gedungdan jembatan.


5. Asap Rokok

Polutan udara yang lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap

rokok. Asaphttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgODfX2kpcGsa4QEa9TACk3DBBe7z6hD0m7-Ty0YiYc8zEMCXTXKjbBVYWOZmJKNWU2muvmxXwPPt9TzotgjERyMqlFGgvmCmEXwkeoroSPEA78RzChCOhY8h93kCFxn7oHj2FHsWNR-8Ig/s320/uH7lPb72ri.gifrokok mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat menyababkan batuk kronis, kanker patu-paru, mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Perokok dapat di bedakan menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah mereka yang merokok. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi menghirup
asap rokok di suatu ruangan. Menurut penelitian, perokok pasif memiliki risiko yang lebih besar di bandingkan perokok aktif. Jadi, merokok di dalam ruangan bersama orang lain yang tidak merokok dapat mengganggu
kesehatan orang lain.


Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain :


*Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernapasan (bronkhitis, emfisema, dan kemungkinan kanker paruparu.

*Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna cat.

*Terganggunya oertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam.Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang dapat menaikkan suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub. Bila es meleleh maka permukaan laut akan naik sehingga mempengaruhi keseimbangan ekologi.

*Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.

b. Pencemaran Air


Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim34biJZi63G9hfLcaiOT653pUJ8JYjZJhb8mBfByT-8TxTaUt4cugOfH9ASQb7uz2rCr3fhHNDAAocPfh_A001HeZe2-_lkwc60z5sPbpXd1LVSAk64Z3r0xr1AZhaIXvNSGhhXw97AlU/s320/pencemaran_air1.jpg


Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain


1. Limbah Pertanian

Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.

2. Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai.


Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman.


Dikota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Didalam air got yangdemikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.


3. Limbah Industri

Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.


Dilaut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.

4. Penangkapan Ikan Menggunakan racun

Sebagian penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun)untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan
menurunkan sumber daya perairan.

Akibat yang dtimbulkan oleh pencemaran air antara lain
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan

oksigen.
2. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi, dan
3. Pendangkalan Dasar perairan.

4. Punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
5. Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.

Hasil Contoh Air Secara Fisika Dan Kimia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjkrCUSbqdOF4kVV7Mpy32_ZeUNJ8wPB9fEPIn3g-ETOI2ZSPjIQV0_YCfodtuLmEKgsAtPH2AHsqfp_FZ1ap80bEmJ_cfRJiXeoSo-1PDEfTpIJlImrLl1ALO1VWuhvs0OIB5vHlUoZdQ/s400/4.jpg


c. Pencemaran tanah

Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah-sampah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, dan peternakan.
Sampah dapat dihancurkan oleh jasad-jasad renik menjadi mineral, gas, dan air, sehingga terbentuklah humus. Sampah organik itu misalnya dedaunan, jaringan hewan, kertas, dan kulit. Sampah-sampah tersebut tergolong sampah yang mudah terurai. Sedangkan sampah anorganik seperti besi, alumunium, kaca, dan bahan sintetik seperti plastik, sulit atau tidak dapat diuraikan. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.
Sebaiknya, sampah yang akan dibuang dipisahkan menjadi dua wadah. Pertama adalah sampah yang terurai, dan dapat dibuang ke tempat pembuangan sampah atau dapat dijadikan kompos. Jika pembuatan kompos dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, maka akan dapat diperoleh hasil yang baik. cacing tanah dapat dijual untuk pakan ternak, sedangkan tanah kompos dapat dijual untuk pupuk.

Proses ini merupakan proses pendaurulangan (recycle). Kedua adalah sampah yang tak terurai, dapat dimanfaatkan ulang (penggunaulangan = reuse). Misalnya, kaleng bekas kue digunakan lagi untuk wadah makanan, botol selai bekas digunakan untuk tempat bumbu dan botol bekas sirup digunakan untuk menyimpan air minum. Baik pendaurulangan maupun penggunaulangan dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Keuntungannya, beban lingkungan menjadi berkurang. Kita tahu bahwa pencemaran tidak mungkin dihilangkan. Yang dapat kita lakukan adalah mencegah dampak negatifnya atau mengendalikannya.

Selain penggunaulangan dan pendaurulangan, masih ada lagi upaya untuk mencegah pencemaran, yaitu melakukan pengurangan bahan/ penghematan (reduce), dan melakukan pemeliharaan (repair). Di negara maju, slogan-slogan reuse, reduce, dan repair, banyak diedarkan ke masyarakat.

Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk2ypwP4yn3-NE0VA1uMTO7EDilCs9nQdFhyudYRRUgMU6e8zEddhaDnECHvLwsG5tZv6Fs94oyWL4Hqj5DjWLagy9gx9QBQXfxlrMVxV1emKDA_XtboWD-b0fHZ8N5bIC5qjctYt8NSq6/s320/pencemaran_air.gif

a. Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme dalam

tanah).
b. Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik untuk

pertumbuhan tanaman,

c. Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi.

2. Berdasarkan Macam Bahan Pencemaran

Menurut macam bahan pencemarnya, pencemaran dibedakan menjdi berikut ini,

a. Pencemaran kimiawi : CO2 logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni,) bahan

raioaktif, pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
b. Pencemaran Biolagi : mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba

coli, Salmonella thyposa.
c. Pencemara fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.
d. Pencemaran Suara : kebisingan.


Pencemaran Suara (kebisingan)

Dikota-kota atau di daerah dekat industri / pabrik sering terjadi kebisingan. Pencemaran suara disebabkan oleh masuknya bunyi gaduh diatas 50 desibel (disingkat dB, merupakan ukuran tingkat kebisingan). Bunyi tersebut mengganggu kesehatan dan ketenangan manusia. Kebisingan menyebabkan penduduk menjadi sulit tidu, bahkan dapat mengakibatkan tuli, gangguan kejiwaan, dan dapat pula menimbulkan penyakit jantung, gangguan janin dalam kandungan, dan stress.

Saat ini telah diusahakan agar mesin-mesin yang digunakan manusia tidak terlalu bising. jika bising harus diusahakan adanya isolator. menanam tanaman berdaun rimbun di halaman rumah meredam kebisingan. Bagi mereka yang suka mendengarkan musik yang hingar bingar, hendaknya mendengarkan di tempat khusus (misal di dalam kamar) agar tidak mengganggu orang lain.


3. Berdasarkan Tingkat Pencemaran


Menurut tingkat pencemarannya, pencemaran dibedakan menjadi sebagai berikut
a. Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang dimulai menimbulkan

gangguan ekosistem lain.Contoh pencemaran gas kendaraan bermotor.
b. Pencemaran kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan penyakit

kronis. Contohnya pencemaran Minamata, Jepang.

c. Pencemaran akut, yaitu pencemaran yang dapat mematikan seketika.

Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di

dalam mobil tertutup, dan pencemaran radioaktif.

BAB III

PARAMETER PENCEMARAN LINGKUNGAN

Untuk mengukur tingkat pencemaran diasuatu tempat digunakan parameter pencemaran. Parameterpencemaran digunakan sebagai indikator (petunjuk) terjadinya pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi. Paarameter pencemaran meliputi parameter fisik, parameter kimia, dan parameter biologi.

1. Parameter Fisik

Parameter fisik meliputi pengukuran tentang warna, rasa, bau, suhu, kekeruhan, dan radioaktivitas.

2. Parameter Kimia

Parameter kimia dilakukan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar logam, dan logam berat. Sebagai contoh berikut disajukan pengukuran pH air, kadar CO2, dan oksigen terlarut.


a. Pengukuran pH air

Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan pH 6,5 – 8,5. Karena pencemaran, pH air dapat menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Bahan-bahan organik biasanya menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam. Kapurmenyebabkan kondisi air menjadi alkali (basa). jadi, perubahan pH air tergantung kepada macam bahan pencemarnya. Perubahan nilai pH mempunyai arti penting bagi kehidupan air. Nilai pH yang rendah (sangat asam) atau tinggi (sangat basa) tidak cocok untuk kehidupan kebanyakan organisme. Untuk setiap perubahan satu unit skala pH (dari 7 ke 6 atau dari 5 ke 4) dikatakan keasaman naik 10 kali. Jika terjadi sebaliknya, keasaman turun 10 kali. Keasaman air dapat diukur dengan sederhana yaitu dengan mencelupkan kertas lakmus ke dalam air untuk melihat perubahan warnanya.

b. Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut


Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar 5 – 7 ppm (part per million atau satu per sejita; 1ml oksigen yang larut dalam 1 liter air dikatakan memiliki kadar oksigen 1 ppm). Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :

1. Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organik.
2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob dari dasar

perairan.
3. Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air, terutama pada

malam hari.


Pencemaran air (terutama yang disebabkan oleh bahan pencemar organik) dapat mengurangi persediaan oksigen terlarut. hal ini akan mengancam kehidupan organisme yang hidup di dalam air. Semakin tercemar, kadar oksigen terlerut semakin mengecil. Untuk dapat mengukur kadar oksigen terlarut, dilakukan dengan metode Winkler.
Parameter kimia yang dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik dikenal sebagai parameter biokimia. contohnya adalah pengukuran BOD dab COD.

Pengukuran BOD


Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat, protein) dapat diuraikan oleh bakteri air. Bakteri memerlukan oksigen untuk mengoksidasikan zat-zat organik tersebut. akibatnya, kadar oksigen
terlarut di air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar organik yang ada di perairan, semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga mengakibatkan semakin kecil kadar oksigen terlarut.
Banyaknya oksigen terlerut yang diperlukan bakteri untuk mengoksidasikan bahan organik disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis (KOB) atau Biological Oksigen Demand, yang biasa disingkat BOD. Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dan oksigen terlarut setelah air cuplikan (sampel) disimpan selama 5 hari pada suhu 20oC. Karenanya BOD ditulis secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja. Oksigen terlarut awal diibaratkan kadar oksigen maksimal yang dapat larut di dalam air. Biasanya, kadar oksigen dalam air diperkaya terlebih dahulu dengan oksigen. Setelah disimpan selama 5 hari, diperkirakan bakteri telah berbiak dan menggunakan oksigen terlarut untuk oksidasi. Sisa oksigen terlarut yang ada diukur kembali. Akhirnya, konsumsi oksigen dapat diketahui dengan mengurangi kadar oksigen awal.


3. Parameter Biologi


Di alam terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu.
Organisme yang peka akan mati karena pencemaran dan organisme yang tahan akan tetap hidup. Siput air dan Planaria merupakan contoh hewan yang peka pencemaran. Sungai yang mengandung siput air dan planaria menunjukkan sungai tersebut belum mengalami pencemaran. Sebaliknya, cacing Tubifex (cacing merah) merupakan cacing yang tahan hidup dan bahkan berkembang baik di lingkungan yang kaya bahan organik,meskipun spesies hewan yang lain telah mati. Ini berarti keberadaab cacing tersebut dapat dijadikan indikator adanya pemcemaran zat organik. Organisme yang dapat dijadikan petunjuk pencemaran dikenal sebagai indikator biologis. dengan oksigen akhir (setelah 5 hari).


Indikator biologis terkadang lebih dapat dipercaya daripada indikator kimia. Pabrik yang membuang limbah ke sungai dapat mengaturpembuangan limbahnya ketika akan dikontrol oleh pihak yang berwenang. Pengukuran secara kimia pada limbah pabrik tersebut selalu menunjukkan tidak adanya pencemaran. Tetapi tidak demikian dengan makluk hidup yang menghuni ekosistem air secara terus menerus. Disungai itu terdapat hewan-hewan, mikroorganisme, bentos, mikroinvertebrata, ganggang, yang dapat dijadikan indikator biologis.

BAB IV

DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN


A. Dampak Pencemaran Lingkungan


1. Punahnya Spesies


Sebagaimana telah diuraikan, polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengelami keracunan, kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar., adpula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampui, hewan tersebut akan mati.

2. Peledakan Hama


Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka serangga hama akan berkembang tanpa kendali.

3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan


Punahnya spasies tertentu dapat mengibah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan lairan energi menjadiberubah. Akibatnya, keseimbangan lingkngan terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia menjadi terganggu.

4. Kesuburan Tanah Berkurang


Penggunaan insektisida mematikan fauna tanah. Hal ini dapat menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian juga dengan terjadinya hujan asam.

5. Keracunan dan Penyakit Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami keracunan. ada yang meninggal dunia, ada yang mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, dan bahkan ada yang menyebabkan cacat pada keturunanketurunannya.

6. Pemekatan Hayati


Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal sebagai pemekatan hayati (dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai biomagnificition.


7. Terbentuknya Lubang Ozon dan Efek Rumah Kaca


Terbentuknya Lubang ozon dan terjadinya efek rumah kaca merupakan permasalahan global yang dirasakan oleh semua umat manusia. Hal ini disebabkan karena bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain.

B. Dampak Pencemaran Bagi Manusia Secara Global


Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran hewan.

Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.
Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan asam terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan kehidupan manusia.

BAB V

UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN


Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai berikut:


1. Membuang sampah pada tempatnya


Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.


Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.

Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.

2. Penanggulangan limbah industri


Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu ekosistem.


Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat.

3. Penanggulangan pencemaran udara


Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan bermotor.



4. Diadakan penghijauan di kota-kota besar





Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.


5. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai


Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan.


Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman.


Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.

6. Pengurangan pemakaian CFC


Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global.


Dewasa ini, tingkah laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap lingkungan sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain mengeksploitasi alam secara serakah, manusia juga telah meracuni alam ini dengan berbagai jenis sampahnya.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN



Karena dampak yang ditimbulkan pencemaran begitu besarnya dan sangat merugikan kehidupan dimuka bumi maka diperlukan usaha-usaha yang dapat mencegah atau mengurangi pencemaran lingkungan.

Usaha-usaha Mencegah Pencemaran Lingkungan antara lain adalah sebagai berikut:


1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan

atau pemukiman penduduk.

2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari

lingkungan atau ekosistem.

3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain

yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.

4. Memperluas gerakan penghijauan.

5. Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.

6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.