PENDAHULUAN
• Daya saing adalah satu istilah yang muncul dan sangat populer di era globalisasi
• Dalam dekade saat ini menjadi suatu kata kunci yang digunakan untuk mengukur kekuatan ekonomi negara-negara atau posisi perusahaan tertentu dengan pesaing nya dipasaran dunia.
• Daya saing adalah proses dengan kesatuan seseorang,suatu korporasi atau suatu negara yang bekerja keras untuk mecapai tujuan kemenangan (gol).
• Untuk menjadi kompetitif, beberapa faktor harus ada: ability, menginginkan kemenangan, commitment atau ketekunan, dan ketersediaan sumber daya tertentu
• Mencuat setelah berakhirnya perang dingin, jatuhnya faham komunis, trend demokrasi, terbukanya pasar di blok timur.
Council on Competitiveness,1994 menggambarkan daya saing sebagai:
Derajat (tingkat) suatu bangsa dalam kondisi pasar yang bebas dan adil,baik barang ataupun jasa yang bersaing dipasar internasional, secara bersama memelihara atau mengembangkan pendapatan bagi warganegaranya
Piramida daya saing terdiri dari:
- Level 1 Investasi
- Level 2 Produktivitas
- Level 3 Perdagangan
- Level 4 Standar Hidup
Standar Hidup
• Gambaran seberapa baik tarap hidup di suatu daerah atau negera.
• Index untuk mengukur standard hidup seperti GDP pendapatan.
Perdagangan
• Laju pertumbuhan dan tingkat ekspor barang, merupakan suatu indikator daya saing nasional yang sangat penting.
• Organisasi atau blok perdagangan sangat berpengaruh seperti: European Union (EU),North American Free Trade Agreement (NAFTA),Asia Pacific Economic Cooperation (APEC),Association of South East Asian Nation (ASEAN), General Agreement on Tariffs and Trade(GATT), World Trade Organization (WTO)
Produktivitas
• Produktivitas adalah efisiensi di mana barang dan jasa diproduksi dan diadakan.
• Produktivitas merupakan faktor penentu dan indikator daya saing nasional.
Investasi
• Investasi merupakan hal penting dalam membangun kegiatan ekonomi sekarang dan yang akan datang.
• Faktor penentu daya saing nasional.
• Hard Assets(Sektor pembelanjaan atas peralatan dan pabrik-pabrik)
• Soft Assets ( sektor R&D dan sektor pendidikan).
• Investasi R&D,Plant dan equipment(P&E), dan pendidikan merupakan dasar untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Pendapat lain menyatakan bahwa faktor-faktor daya saing ada 4 yaitu:
• Pencapaian ekonomi
• Efisiensi pemerintah
• Efisiensi bisnis
• Infrastruktur
Pencapaian ekonomi
• Ekonomi Domestik
• Perdagangan internasional
• Investasi internasional
• Ketenaga-Kerjaan
• Harga
Efisiensi pemerintah
• Keuangan Publik
• Kebijakan fiskal
• Kerangka Kelembagaan
• Perundang-Undangan Bisnis
• Kerangka Bermasyarakat
Kelembagaan pemerintah di dalamnya, yang termasuk dinilai adalah apakah pegawai pemerintah itu korupsi atau tidak ,pelayanan pemerintah bagus atau tidak dan sistem peradilan negara terkait
Efisiensi bisnis
• Produktivitas
• Pasar tenaga kerja
• Keuangan
• Praktek Manajemen
• Sikap dan Nilai-Nilai
Mengenai teknologi, yang dinilai adalah apakah sebuah negara sekadar meniru teknologi yang diciptakan negara lain atau tidak, ataukah negara itu bisa melakukan inovasi sendiri.
MANAJEMEN TEKNOLOGI DAN DAYA SAING GLOBAL
Management of Technology (MOT) merupakan kegiatan yang dilakukan baik di tingkat nasional ataupun internasional (tingkatan makro) atau di perusahaan ( tingkatan mikro).
Tingkat makro
Untuk dapat bersaing harus:
• Menciptakan suatu kebijakan pertumbuhan ekonomi.
• Menyediakan suatu infrastruktur pendukung dan fasilitas-fasilitas per dagangan.
• Perencanaan sumber daya manusia dan strategi pengembangan teknologi
• Mendorong kerjasama antar pemerintah, industri, pendidikan dan riset.
• Mendukung inovasi teknologi dan perencanaan guna meningkatkan kreativitas dan aktivitas R&D.
• Membuat peraturan dan perundang-undangan yang tidak membebani serta melindungi lingkungan dan memperkuat struktur sosial.
Tingkat mikro
Untuk dapat bersaing harus:
• Mengembangkan kultur dimana teknologi sebagai senjata dalam strategi persaingan
• Mengetahui perkembangan proses teknologi inovasi
• Mengikuti perkembangan teknologi
• Mengembangkan dan mengadopsi teknologi
• Mengimplementasikan teknologi baru
• Study banding dan pelatihan teknologi baru
• Mengembangkan struktur organisasi yang efektif dan efisien
• Mengembangkan sistem imbalan untuk karyawan dan manager.
Satu atau lebih dibawah ini dapat dijadikan strategi oleh perusahaan (tingkatan mikro) dalam persaingan adalah sebagai berikut:
• Menyediakan produk atau jasa sesuai keinginan pelanggan
• Berlomba dalam inovasi untuk menghasil kan jasa atau produk yang baru
• Keunggulan teknologi dalam produk,proses,servis dan pemasaran
• Memperhatikan kualiatas barang atau jasa
• Menekan biaya atau harga
• Yang pertama dipasaran
• Ciptakan dan targetkan ceruk pasar
• Hilangkan pemborosan
• Fleksibel untuk berubah
• Tingkatkan efisiensi
• Tingkatkan servis pelanggan
• Kreatif dan semangat wira usaha
• Tingkatkan pengetahuan dan skill karyawan
• Mengikuti kemajuan kultur organisasi
• Kerjasama tim
• Memperkenalkan sebuah kemajuan gaya manajemen.
Organisasi atau perusahaan (tingkatan mikro) yang berhasil dalam persaingan, antara lain karena:
• Berguna
• Stabil
• Mampu dan memimpin dalam inovasi dan teknologi
• Memelihara dan mengembangkan pasar
• Agresif dan mempunyai keinginan sampai rencananya tercapai
• Fleksibel
• Keinginan untuk maju
• Adil
• Memahami inti teknologinya
• Memahami kekuatan dan kelemahannya
• Memahami para pesaingnya
• Mempunyai pimpinan yang punya visi
• Motivasi dan imbalan karyawan
• Memahami dampak sosial, politik dan hukum
KASUS JEPANG
Faktor yang mendukung kesuksesan Jepang
• Kebijakan perencanaan strategis
• Perencanaan alih teknologi
• Membidik ceruk pasar
• Kerjasama tim dan pelaksanaan yang baik
• Komitmen dan keinginan untuk menang
Faktor-faktor pendorong lain dikemukakan oleh Arifin Bey, seorang ilmuan dan praktisi yang bertahun-tahun tinggal di negeri Sakura dan banyak menulis tentang Jepang, antara lain:
1. Perhatian besar yang diberikan pada pendidikan; dan
2. Terdapatnya suatu scientific spirit yang menyeluruh
dalam kehidupan masyarakat Jepang.
Faktor lain yang banyak diungkapkan adalah:
1. Keuletan,
2. Etos kerja,
3. Sikap disiplin bangsa Jepang
KASUS SINGAPURA
Poh-Kam Wong ( 1995) menunjuk tiga permasalahan utama yang dihadapi negara-negara kecil seperti Singapura:
1. Pasar domestik kecil
2. Kekayaan alam yang terbatas
3. Sumber daya manusia (lokal) yang terbatas
Wong menyebutkan tiga pendekatan secara strategis dalam menanggulangi masalah ini, antar lain:
• Bertindak melayani bisnis regional sebagai pusat kegiatan untuk negara-negara dekat
• Mulai bekerja dengan spesialisasi
• Bertindak sebagai pangkalan induk dan pusat kegiatan R&D untuk perusahaan global
Yuswohady, Chief of Corporate & Strategy Practice MarkPlus&Co, menyebutkan beberapa strategi Singapura sebagai berikut:
• Dengan pendekatan marketing yang cerdas menjual pariwisata melalui branding campaign bertema Uniquely
• Mendatangkan orang-orang terbaik (pebisnis, profesor, peneliti, seniman, dan sebagainya) untuk tinggal di Singapura dengan program Contact Singapore.
• Mendorong perusahaan-perusahaannya untuk go international dengan beragam program yang dirancang oleh badan pemerintah IE (International
GDP AND RATE OF GDP GROWTH,SELECT COUNTRIES
| | GDP | | Real GDP |
| GDP,1994 | growth rate | GDP,1998 | growth |
Country | ($,billion) | 1990-1994(%) | ($,billion) | 1998(%) |
| 6,648.00 | 2.50 | 8,508.90 | 3.90 |
| 4,590.90 | 1.20 | 3,786.20 | -2.84 |
| 2,045.90 | 1.10 | 2,118.30 | 2.80 |
| 1,330.30 | 0.80 | 1,418.70 | 3.80 |
| 1,071.30 | 5.70 | 1,377.80 | 2.60 |
| 639.90 | 5.70 | 595.30 | 3.00 |
| 554.60 | 2.20 | 776.80 | 0.02 |
| 522.20 | 12.90 | 960.90 | 9.06 |
| 377.10 | 2.50 | 415.00 | 3.90 |
| 376.50 | 6.60 | 301.60 | -4.26 |
| 331.90 | 3.40 | 359.80 | 4.00 |
| 293.60 | 3.80 | 345.80 | 5.89 |
| 281.90 | 7.60 | 336.90 | 4.40 |
| 234.00 | 6.50 | 261.40 | 4.83 |
| 174.60 | 7.50 | 53.30 | -14.5 |
| 143.20 | 8.20 | 107.60 | -7.8 |
| 121.90 | -0.1 | 107.60 | - |
| 92.60 | 1.60 | 145.20 | 6.00 |
| 70.60 | 8.40 | 71.30 | -4.79 |
| 51.90 | 7.50 | 73.00 | 4.00 |
| | | | |
| | | | |
RIIL JANGKA PANJANG PERTUMBUHAN STANDAR HIDUP
1973- 1993
RIIL JANGKA PANJANG PERTUMBUHAN STANDAR HIDUP
1984- 1994
NILAI TUKAR JEPANG YEN/U.S. DOLAR
PERTUMBUHAN RIIL JANGKA PANJANG PRODUKTIVITAS MANUFAKTUR
1983- 1993
PERTUMBUHAN RIIL JANGKA PANJANG PRODUKTIVITAS NASIONAL
1984 - 1994
INVESTASI R&D
1982 - 1992
INVESTMENTASI PABRIK DAN EQUIPMENT
1984 - 1994
EMERGENCE OF TIGERS
Merupakan istilah yang diberikan untuk suatu negara karena pesatnya pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Kompetisi global intensif di mulai pertengahan 1980 dengan munculnya negara-negara industri baru yang dikenal sebagai “ harimau” seperti Korea, Taiwan, Singapura dan Hongkong memimpin dan berkembang dalam perekonomian negaranya.
RANKING OF COUNTRIES COMPETITIVENESS
KASUS INDONESIA
Ranking
1. Daya Saing 47
2. Produktivitas 51
3. Infrastruktur 51
4. Korupsi 11
I. URUTAN DAYA SAING
1 Finland 92.363%
2 Singapore 90.778%
3 Australia 89.909%
4 Hong Kong 85.142%
5 Luxembourg 80.196%
6 United States 78.204%
7 Malaysia 78.022%
12 Thailand 70.859%
18 Taiwan 63.323%
34 Philippines 41.12%
47 Indonesia 16.902
II. URUTAN PRODUKTIVITAS
1 Luxembourg $89,72230
2 UnitedStates $74,624.70
3 Ireland $74,266.60
4 Italy $65,755.30
5 Belgium $63,815.00
6 Norway $59,443.80
7 France $59,438.90
9 Denmark $58,027.50
10 Austria $57,781.10
11 Canada $57,038.60
16 Taiwan $54,217.30
17 Germany $54,047.80
19 Hong Kong $52,983.40
23 Japan $50,593.70
26 Singapore $47,475.40
39 Malaysia $22,969.30
48 Thailand $12,487.90
49 Philippines $10,469.60
51 Indonesia $6,774.50
III. URUTAN INFRASTRUKTUR
1 United States 100
2 Switzerland 86.402
3 Finland 86.029
4 Sweden 84.556
5 Australia 82.478
6 Canada 81.991
7 Germany 78.093
8 Iceland 77.256
9 Japan 76.424
10 Denmark 76.248
12 Singapore 74.995
17 Taiwan 64.165
19 Malaysia 60.513
31 Thailand 34.287
40 Philippines 29.316
51 Indonesia 9.584
IV. URUTAN KORUPSI
1 Bangladesh 8.7
2 Nigeria 8.6
3 Haiti 8.5
4 Burma 8.4
5 Paraguay 8.4
6 Azerbaijan 8.2
7 Cameroon 8.2
8 Tajikistan 8.2
9 Angola 8.2
10 Georgia 8.2
11 Indonesia 8.1
12 Kenya 8.1
13 Papua New Guinea 7.9
14 Kyrgyzstan 7.9
15 Libya 7.9
V. URUTAN GNP
NAMA NEGARA | 2003 | 2004 | URUTAN |
| | | 2004 |
Luxembourg | 45750 | 56230 | 1 |
Norway | 43400 | 52030 | 2 |
Switzerland | 40680 | 48230 | 3 |
| 37870 | 41400 | 4 |
| 33580 | 40650 | 5 |
| 30910 | 38620 | 6 |
| 34190 | 37180 | 7 |
| 28910 | 35770 | 8 |
| 27020 | 34280 | 9 |
| 28320 | 33940 | 10 |
| 27060 | 32790 | 12 |
| 26810 | 32300 | 13 |
High income | 28150 | 32040 | 14 |
| 26240 | 31700 | 15 |
| 25760 | 31030 | 16 |
| 25270 | 30120 | 17 |
| 24750 | 30090 | 18 |
| 24470 | 28390 | 19 |
| 21960 | 26900 | 21 |
| 25110 | 26810 | 22 |
| 21410 | 24220 | 24 |
| 3880 | 4650 | 55 |
| 1100 | 1290 | 105 |
| 1060 | 1170 | 110 |
| 940 | 1140 | 111 |
| 930 | 1010 | 117 |
| 540 | 620 | 129 |
| 490 | 580 | 133 |
Timor-Leste | 420 | 550 | 135 |
| 480 | 550 | 135 |
| 400 | 440 | 140 |
| 300 | 320 | 153 |
Daya saing
• Korupsi
• Birokrasi yang tidak efisien
• Ketidakstabilan politik
• Akses kredit yang terbatas
• Peraturan perpajakan
• Tarif pajak
• Penguasaan teknologi yang rendah
• Iklim usaha yang tidak kondusif
Pajak di Indonesia
• Jenis pajak mencapai 52 pajak (
• Lama pengurusan pajak rata-rata 560 jam (urutan ketiga terlama berdasarkan Bank Dunia, setelah Vietnam dan Cina yang masing-masing 1.050 jam dan 584 jam)
• Survei Bank Dunia tahun 2005, waktu rata-rata negara Asia Pasifik hanya 251 jam. Filipina 94 jam,
Pembenahan internal yang perlu dilakukan:
Jangka Pendek
1. Menciptakan stabilitas ekonomi, politik, sosial serta sistem hukum yang
efektif dan terbuka
2. Memangkas birokrasi yang menghambat, termasuk peraturan perpajakan
dan tarif pajak
3. Menghindarkan peraturan yang tumpang tindih atau lainnya
4. Memperbaiki kinerja perbankan nasioanl untuk memudahkan para pebisnis melakukan perdagangan luar negeri serta mendorong berjalannya fungsi intermediasi bank secara nasional
5. Melindungi yang lemah, mendorong berkembang nya pasar terbuka dan kompetitif, membangun layanan dasar bagi masyarakat dan infrastruktur, memperkuat dan memberdayakan potensi yang ada di masyarakat dengan per hatian terhadap mutu produk
6. Menata ulang sektor-sektor strategis yang selama ini belum termanfaatkan
Jangka Panjang
1. Perbaikan kurikulum pendidikan agar ilmu yang disampaikan tetap relevan untuk pasar yang terus berubah, mengikuti perkembangan iptek
2. Perlu diciptakan kurikulum yang memiliki jalinan yang kuat antara kebutuhan an pasaran tenaga kerja dan dapat dihindari mismatch antara pendidikan dan dunia kerja
3. Pengembangan infrasruktur iptek, yang diakui secara internasional dan infrastruktur strategis lainnya yang mengarah kepada peningkatan kemampuan daya saing.
KESIMPULAN
• Daya saing yang rendah hampir pasti berarti makin banyak perusahaan bangkrut dan menambah jumlah penganggur
• proses globalisasi menuntut percepatan peningkatan produktivitas dan daya saing
• Krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan keterpurukan nasional di segala bidang, yang akhirnya daya saing menjadi rendah
• Dalam mencari format baru pemulihan ekonomi, penyelesaian hutang luar negeri, peningkatan devisa negara serta peningkatan daya saing badan usaha dan produk menjadi fokus utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar